Saat melakar kalam ini, terlalu hebat hati dirundum rasa sebak, rindu..
Desis hati berulangkali;
"Ya Allah, hambaMu ini tidak berupaya untuk berbuat apa-apa melainkan segalaNya ada kehendakMu."
"Pujuklah hatimu, pujuklah. Baluti segala kesedihanmu dengan redha pada takdirNya."
Allahu Akbar. Allahu Akbar.
Benar, tidak Allah jadikan sesuatu itu sia-sia. Allah ambil apa yang kita pinjam dariNya & Allah akan ganti dengan yang lebih baik dari apa yang telah ada.
Benar, tidak Allah jadikan sesuatu itu sia-sia. Allah ambil apa yang kita pinjam dariNya & Allah akan ganti dengan yang lebih baik dari apa yang telah ada.
Yakinlah!
Jiwa mana yang tidak terusik bila mengenangkan wajah yang kita tatap di hari-hari lalu, di hari ini, mumkin itulah kali terakhir kita menatapnya.
La hawla wa la quwwata illa billah. Di luar kemampuan kita, wahai insan. Itu adalah ketentuan Ilahi yang hendak mengajar diri lebih tabah & berdiri dengan kaki sendiri.
Suatu perpisahan adalah hal yang wajib terjadi. Adanya pertemuan, maka akan ada perpisahannya.
La tahzan, ya qalbun. Allah ada bersama. Lebih dekat untuk menjadi teman setia di sepanjang sisa-sisa kehidupan kita di sini.
Masa akan berlalu sepantasnya. Hajatkan tinggi di hati untuk berjumpa kembali dengan orang yang kita sayangi di JannahNya.
Biarkan airmata kesedihan itu mengalir,
andai lagi tenang & mampu melembutkan hati,
membasuh segala peritnya ujian yang kita tempuhi.
Biarkan kepahitan terus menyendiri,
biarkan sedih & gundah berlalu pergi.
Akan tetapi, jangan terlalu bersedih hati,
risau hilang redha pada ujian Ilahi.
Wallahu 'Alam.
Tinta hadir dari kebangkitan hati
Nur,
Meraut tinta di penghujung memori,
bumi Malizi yang bakal ditinggalkan tidak lama lagi.
No comments:
Post a Comment